30.7.09

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI


A. Latar Belakang

Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan eksak. Pada masa sekarang ini matematika telah berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya. Peranan matematika sangat besar dalam penguasaan teknologi, karena itulah pengajaran matematika mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah mendapat jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.

Penguasan konsep matematika ditingkat sekolah menengah sangat bergantung pada penguasaan konsep matematika yang dimiliki siswa di tingkat sekolah dasar. Konsep matematika di tingkat sekolah menengah tidak berbeda dengan konsep matematika di tingkat sekolah dasar, namun konsep matematika di tingkat sekolah menengah lebih diperluas dan diperdalam disesuaikan dengan perkembangan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu supaya siswa dapat dengan mudah menguasai materi di tingkat sekolah menengah, maka materi-materi yang mendasari harus betul-betul dikuasai. Namun sebaliknya jika penguasan materi dasar terabaikan, maka siswa akan banyak mengalami hambatan pada penguasan materi matematika di tingkat yang lebih tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Soedjadi, bahwa kekeliruan yang mendasar dialami seorang anak sewaktu belajar disekolah dasar akan sulit diperbaiki dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.1 Oleh karena itu apabila terjadi kesalahan terhadap suatu konsep dalam diri siswa, maka konsep itu akan terbawa terus dan sulit dirubah.

Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Menurut Davis, seperti yang dikutip oleh Benny Handoyo bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika.2

Permasalahan matematika dapat berbentuk soal-soal penerapan atau aplikasi. Menurut Suharsimi Arikunto, siswa dituntut memiliki kemampuan menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat dan benar untuk diterapkan dalam situasi baru.3 Dengan demikian, untuk dapat menyelesaikan soal penerapan dibutuhkan kemampuan yang kompleks, meliputi pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan aplikasi. Selain itu siswa yang menyelesaikan soal penerapan harus mampu memproses hal-hal yang diketahui menuju suatu kesimpulan yang diinginkan.

Selengkapnya...

0 komentar:

Posting Komentar

PERPUS. SKRIPSI TESIS is wearing Nur | To Blogger by An at Student | Campus and Comments (RSS).