4.8.09

BIMBINGAN PENYULUHAN AGAMA DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI FRUSTASI (Studi Kasus Seorang Remaja Yang Kecewa Terhadap Perlakuan Orang Tuanya Di


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam kehidupannya, manusia pada hakekatnya selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan yang membutuhkan pemecahan, baik itu masalah dengan lingkungannya maupun masalah dengan keluarganya.

Karena pada dasarnya manusia itu tidak bisa terlepas dari permasalahan lingkungannya, dia dapat dipengaruhi dan dirubah oleh lingkungan sekitarnya dimana ia hidup dan tinggal. Begitu pula apabila seorang individu mempunyai suatu masalah, dia tidak dapat menyelesaikan masalah itu sendiri melainkan dia masih memerlukan orang lain.

Zakiyah Darajat dalam bukunya yang berjudul “………” mengatakan :
“Bahwa tidak selamanya manusia itu mampu menghadapi kesukaran yang menimpanya dan tidak selamanya pula orang berhasil mencapai tujuannya dengan usaha yang terencana, teratur dan diperhitungkan sebelumnya, tidak selamanya pula orang berhasil menghindarkan dan menjauhkan hal-hal yang tidak diinginkannya”1

Dan setiap individu pasti pernah mengalami saat-saat ia merasa bingung atau putus asa, kerena memang kehidupan ini penuh dengan gejolak turun dan naik, bagai roda yang berputar, perasaan kecewa, gelisah memang merupakan bagian dari kehidupan yang wajar, akan tetapi manusia biasanya tidak menyadari bahwa dari perasaan itu bisa menimbulkan situasi yang merusak atau yang negatif sifatnya.

Suatu kasus sering terjadi, yang menyebabkan seorang menjadi morfinis, anak-anak yang sukar diatur, berandalan, frustasi, strees dan sebagainya. Dimana semuanya di latar belakangi oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.

Dari keadaan rumah tangga, keakraban, kemesraan dan keharmonisan hubungan anak dan orang tua, kita dapat menilai perwujudan kasih sayang dalam keluarga tersebut. Anak di samping merupakan anugerah dari Allah juga merupakan perhiasan dunia yang harus kita jaga, dipelihara. Hal ini telah di firmankan oleh Allah SWT dalam surat Ali-Imron ayat 14 sebagai berikut :

Artinya :“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.2

Berdasarkan ayat tersebut diatas maka kewajiban orang tua terhadap anak kandungnya yaitu menyayangi, memelihara, mendidik, mengayomi dan sebagainya. Bukan malah sebaliknya yaitu menelantarkan atau memperlakukan semena-mena, mencemooh, menghina dan menghardik seperti bukan anak kandungnya sendiri dan bahkan menganggap itu seperti anak pembawa sial, walaupun pada kenyataannya apa yang diharapkan tidak sesuai dengan keinginan.

Selengkapnya...

0 komentar:

Posting Komentar

PERPUS. SKRIPSI TESIS is wearing Nur | To Blogger by An at Student | Campus and Comments (RSS).