3.8.09
HADÎTS-HADÎTS TENTANG MEMBACA DOA QUNUT DALAM SHALAT SUBUH (Studi Penelusuran Sanad dan Matan dalam Kitab Sunan At-Tirmidzî)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hadîts Nabi yang mempunyai pengertian perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi , diyakini oleh sebagian besar umat Islam sebagai sumber kedua ajaran Islam, sesudah al-Qur'an. Dikatakan sebagai sumber yang kedua, karena hadîts dalam kedudukanya adalah sebagai penjelas al-Qur'an. Artinya, Rasulullah menjelaskan baik dengan lisan, perbuatan maupun taqrir hal-hal yang masih global dalam al-Quran. Dalam al-Qur'an juga diterangkan, Rosul sebagai suri tauladan bagi manusia , serta yang wajib ditaati , dan memiliki wewenang untuk membuat suatu aturan.
Dilihat dari segi periwatanya, hadîts Nabi berbeda dengan al-Qur’an. Untuk al-Qur'an, semua periwatanya ayat-ayat berlangsung secara mutawatir dan sebagian berlangsung secara ahad. Dengan demikian dilihat dari segi periwatanya seluruh ayat al-Qur'an tidak perlu lagi dilakukan penelitian tentang orisinalitasnya, sedangkan hadîts Nabi, dalam hal ini yang berkategori hadîts ahad, diperlukan penelitian. Dengan penelitian itu akan diketahui apakah hadîts yang bersangkutan dapat dipertanggungjawabkan periwayatanya berasal dari Nabi ataukah tidak.
Kenyataan sejarah menyebutkan bahwa tidak seluruh hadîts ditulis pada masa Nabi. Bahkan Nabi pernah melarang para sahabat untuk menulis hadîts. Sehingga pada masa itu, hadiîs lebih banyak berkembang secara hafalan dari pada secara tulisan. Hal itu berakibat bahwa dokumentasi hadîs Nabi secara tertulis belum mencakup seluruh hadîts yang ada. Adapun kitab-kitab hadîts yang beredar di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan pegangan umat Islam dalam hubungannya dengan hadîts sebagai sumber ajaran Islam tersebut adalah kitab-kitab yang disusun oleh imam-imam hadîts setelah lama Nabi wafat.
Dalam jangka waktu antara wafatnya Nabi dengan penulisan hadîts tersebut, telah terjadi berbagai hal yang meyeababkan riwayat hadîts itu meyalahi apa yang sebanarnya berasal dari Nabi. Mereka membuat hadîts-hadîts palsu berupa peryataan-pernyataan yang dikatakan berasal dari Nabi, padahal Nabi sendiri tidak pernah menyatakan demikian.
Berbagai pemalsuan hadîts tersebut telah menyulitkan umat Islam yang ingin mengetahui berbagai riwayat hadîts yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan berasal dari Nabi SAW Selain itu hadîts-hadîts yang sampai pada umat Islam telah melalui jalur periwayatan yang panjang, yang dalam perjalananya itu dari generasi ke generasi memungkinkan adanya unsur-unsur politis yang masuk kedalamnya di mana generasi pembawa hadits hidup. Oleh karena itu penelitian terhadap hadîts mutlak diperlukan.
Penelitian hadits harus dilakukan melaluai dua jalan. Yakni jalur matan, sebagai teks atau isi hadîts dan jalur sanad, sebagai jalan atau rangkaian periwayat yang menyampaikan kita kepada matan hadîts. Dalam penilitian sanad hadîts, terdapat dua hal yang penting, yakni (1), nama-nama periwayat yang terlibat dalam periwayatan hadîts yang bearsangkutan dan (2), lambang-lambang periwayatan hadîts yang telah digunakan oleh masing-masing periwayat dalam meriwayatkan hadîts yang bersangkutan, misalnya sami'tu, ahkbarani, 'an dan anna. Di samping itu sanad harus mengacu pada kaedah kesahihan sanad hadîts, yakni: (1), sanad bersambung. (2), seluruh periwayat bersifat adil. (3), seluruh periwayat dalam sanad hadîts harus bersifat dhabit. (4), terhindar dari syudzudz, dan (5), terhindar dari ‘illat. Sedangkan penelitian matan hadîts tidak hanya karena keadaan matan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh sanad saja, tetapi juga karena dalam periwayatan hadîts dikenal dengan adanya periwayatan dengan makna (riwayat bi al-ma'na). Dengan demikian, dapat menjaga kebenaran syariat dan faliditas hadîts.
Berangkat dari pemikiran di atas, maka menarik untuk dikaji hadîts-hadîts sekitar doa Qunut yang beragam dan kontradiktif melalui pendekatan tahrijul hadîts, sehingga dapat diketahui kebenaranya.
Membaca do’a Qunut dalam shalat subuh termasuk masalah yang diperselisihkan oleh para fuqaha yang antar lain menganggapnya sunah dan yang sebagaian yang lainya menganggapnya tidak sunnah,16 sebelum membahas lebih jauh tentang doa qunut dalam shalat subuh ini penulis akan mengutip beberapa pendapat tentang doa qunut secara garis besar sebagi berikut:
Doa qunut mempunyai beberapa arti antara lain berarti tegak saat saat berbakti: berdoa sambil berdiri kepada Allah merendahkan diri, beraku ikhlas dan berdiam diri dalam shalat mendengarkan bacaan imam, adapun yang dimaksud dengan qunut dengan pengertian secara istilah ialah beberapa kalimat yang bersifat doa yang dibaca ketika i’tidzal (setelah bangun dari ruku’)sesudah membaca lafadz “sami’allah huliman khamidah” pada rekaat terahkir pada shalat witir dan shalat subuh yang dilakukan setelah pertengahan bulan ramadlon17.
Dalam syarahnya kitab Bukhârî Muslîm juga dijelaskan bahwa kata qunut memiliki beberapa makna dalam riwayatnya ini yang dimaksud adalah doa dalam shalat yang dilakukan pada posisi (saat) tertentu pada posisi berdiri. Disamping itu juga Ibn al-‘Arabî juga memberikan penjelasan bahwa kata qunut mempunya sepuluh arti dimana al-Hafîzh Zainudin al-Iraqi telah menyusun dalam syairnya yang artinya:
“Jumlah makna lafadz qunut kamu dapatkan lebih dari 10 makna yaitu doa, khusu’, ibadah, taat. Melaksanakannya termasuk pengakuan akan penghambaannya. Diam, shalat, berdiri, lama berdiri. Demikian juga selalu taat, dan untung yang diperoleh”18.
Dalam perkembangnnya dewasa ini doa qunut dibagi menjadi tiga macam yang pertama doa qunut untuk shalat subuh dan yang kedua doa qunut yang dibaca ketika ada bencana dinamakan dengan qunut nazialah, ketiga qunut witir adapun pengertian dari masing-masiang adalah sebagai berkut:
1. Qunut subuh ialah qunut yang dibaca diwaktu mengerjakan shalat subuh.
2. Qunut Nazîlah / Nawazîl
Qunut Nazilah/Nawazil adalah do'a kebaikan/kemenangan bagi kaum muslimin dan do'a kehancuran bagi orang-orang kafir/musuh Islam yang dibaca ketika shalat untuk memohon keselamatan dari Allah Ta'ala, tatkala kaum muslimin ditimpa suatu marabahaya atau musibah.19
3. Qunut Witir
Selengkapnya...
0 komentar:
Posting Komentar