3.8.09

MENGANGKAT SEORANG PEMIMPIN ATAU TA’MIR MASJID


PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Selayaknya dipahami dengan baik, bahwa zaman yang dewasa ini adalah zaman yang penuh dengan konsepsi-konsepsi perencanaan, yang secara singkat dapat dikenali dengan karakter-karakter berfikir praktis, berbuat teratur dan baik. Berfikir yang praktis dalam membuat perencanaan ini merupakan prasyarat yang mutlak untuk meningkatkan mutu kaum muslimin, baik dibidang akidah, bidang syari’ah, maupun bidang-bidang yang lain. Para pengurus masjid dalam hal ini, bisa harus berusaha meningkatkan kesempurnaan ajaran agama Islam hingga mencapai hasil yang maksimu, agar usaha itu bisa terlihat buahnya jika benar-benar diwujudkan dengan syarat-syarat sesuai dengan yang diperlukan, hai ini mencakup perencanaan yang hendak dicapai dalam program pembinaan yang efektif.

Program pembinaan efektif yang dilakukan oleh pengurus masjid, hendaklah dapat memikirkan secara sungguh-sungguh pembinaan rohani, ilmu agama, dan ilmu-ilmu sosial lainnya untuk kemajuan jamaah. Hal itu untuk memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan agar pelaksanaan kerja dapat direalisasikan. Maksudnya adalah agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada yang tumpang tindih (overlapped) dan tidak ada yang terlewatkan (gap).

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel misalnya menyatakan: Planning is the function of a manager which involver the selection among alternatives, policies, procedures and program (perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan pemilihan satu di antara berbagai alternatif untuk mencapai tujuan, melaksanakan kebijaksanaan, prosedur dan program). Newman mengatakan, Planning is deciding in advance what is to be done (penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan).
Sebelum melakukan sesuatu wajib befikir terlebih dahulu. Ini berarti bahwa semua pekerjaan harus diawali dengan perencanaan. Tuhan memberikan akal dan ilmu guna melakukan suatu ikhtiar, untuk menghindari kerugian atau kegagalan. Ikhtiar adalah suatu perwujudan dari proses befikir, dan merupakan perwujudan dari suatu perencanaan. Sebelum melakukan perencanaan hendaknya terlebih dahulu dipikirkan, dilakukan, dan kemudian diikhtiarkan agar dengan korban (kerugian) yang sekecil-kecilnya dan mendapat hasil yang sebesar-besarnya, serta tidak mengalami kerugian yang fatal. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

Artinya: Janganlan kamu jatuhkan dirimu kepada kebinasaan, dan berbuat baiklah! Sesungguhnya Allah mengasihi orang yang berbuat baik.

Berbuat baik merupakan salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan Allah kepada semua hamba-Nya, karena itu merupakan salah satu bentuk pendekatan diri untuk melaksanakan perintah dan mendapatkan ridha-Nya. Dengan demikian, membuat perencanaan yang baik akan menggambarkan suatu antisipasi dari suatu yang akan terjadi agar memperoleh hasil sesuai dengan harapan dari berbagai kegiatan.
Manusia terbatas kemampuan fisiknya, makin tua makin lemah dan makin lamban, demikian pula unsur-unsur pemimpin di masyarakat, setiap waktu ada yang mengundurkan diri dan setiap waktu ada yang harus mengganti. Setiap generasi pasti akan berakhir tugas dan zamannya, dan dengan demikian gaya kepemimpinannya harus berubah dan diganti dengan yang sesuai dengan panggilan zaman. Karena itu, harus selalu tersedia sumber pemimpin yang akan mewakili zamannya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

Artinya: Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia.
Isyarat Allah menunjukkan setiap orang, setiap zaman, setiap sistem yang dibuat manusia itu ada batasnya, pada saatnya harus mundur karena itu adalah hukum besinya sejarah yang telah diatur Allah. Oleh karena itu, akan memperoleh kebahagiaan orang yang dapat memberikan kenangan manis kepada sesama manusia, dan selalu di dalam bimbingannya selama ia berkuasa.

Membuat perencanaan tidak hanya terfokus pada perusahaan dan organisasi-organisasi besar, melainkan semua organisasi baik yang profit maupun yang non profit, karena perencanaan adalah awal menuju kesuksesan. Salah satu di antaranya adalah sebuah masjid yang merupakan tempat ibadah bagi umat Islam dengan berbagai macam cara ibadah yang lain untuk menambah keimanan, meningkatkan ketaqwaan dan mempererat tali silaturrahim sesama muslim.

Masjid …………..yang berlokasi di Desa Wonocolo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo ini, semula terkenal dengan nama Masjid Wonocolo yang tidak memiliki kepengurusan lengkap sebagaimana lazimnya struktur kepengurusan dalam organisasi, sehingga praktis yang mengelola dan yang tampak di masjid hanya Imam rowatib. Tidak lama kemudian Imam rowatib ini menimbulkan perbedaan pendapat yang mengakibatkan timbulnya beberapa pengurus masjid mengundurkan diri, karena adanya faktor penguasaan. Bagi kalangan warga setempat masjid ini merupakan salah satu tempat ibadah dan sekaligus sebagai pusat kajian Islam. Meskipun mayoritas kalangan dari mereka adalah para pedagang, tetapi tidak menutup semangat mereka yang sangat tinggi, hususnya dalam melaksanakan ibadah dan mengikuti kajian-kajian keIslaman yang di programkan oleh ta’mir dan pengurus masjid.

Masyarakat tradisional setempat, telah menunjukkan semangat dan keberhasilan yang selama ini tercapai. Hal ini terbukti dengan adanya usaha yang nyata dan kerja sama yang tinggi, karena hanya dengan harapan dan semangat yang menjamin mereka dalam meraih kesuksesan.

Selengkapnya...

0 komentar:

Posting Komentar

PERPUS. SKRIPSI TESIS is wearing Nur | To Blogger by An at Student | Campus and Comments (RSS).