3.8.09

MUSYAWARAH DALAM PERSPEKTIF AL–QUR’AN”. (TINJAUAN PRAKTEK MUSYAWARAH PADA MASA NABI SAW. DAN KHULAFAURRASYIDIN).


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al–Quran Al–Karim mewajibkan bertukar pendapat sebagai dasar dari eksistensi masyarakat dan solidaritas beserta sistem – sistemnya, dengan tujuan agar tukar pendapat dan diskusi secara bebas dijadikan kaidah bagi solidaritas dalam pemikiran dan kebebasan berpendapat antar individu, sebagaimana tukar pendapat juga merupakan asas dari keikutsertaan mereka dalam berbagai jamaah yang harus mereka laksanakan secara konsisten. Pentingnya sikap menyeluruh ini disebabkan akal dan asal usulnya kembali kepada fitra kemanusiaan yang dengannya Allah telah memuliakan manusia.

Arti dari pemuliaan ini dalam syariat kita, ialah hak asasi manusia dan kebebasannya diambil dari Allah. Sebagaimana ditetapkan dalam Al–Qur’an Al–Karim. Oleh sebab itu hukum–hukum dalam syariat ketuhanan kita menjadikan pemeliharaan hanya kebebasan sebagai tujuan utama.

Pada hakikatnya tujuan Syuro ialah keadilan yang menegakkan keseimbangan secara proporsional dan tepat di antara kemerdekaan individu dan jamaah dari satu segi, dan keberadaan kekuasaan umum yang mewajibkan adanya batas–batas atas kemerdekaan yang suci ini dari segi yang lama keseimbangannya ditegakkan melalui fikiran yang bebas dalam dialog, saling bertukar pendapat berdasarkan asas–asas yang tetap dan yang timbul dari akidah dan syariat yang ada diatas kehendak setiap orang dan mengontrol pemikiran jamaah berikut sistemnya. Dengan demikian Syuro merupakan timbangan yang meletakkan kemerdekaan disatu daun timbangannya dan kekuasaan serta pemerintahan di daun timbangannya yang lain. Keduanya berkisar diatas poros yanh tumbuh dari dasar–dasar syariat.

Selengkapnya...

0 komentar:

Posting Komentar

PERPUS. SKRIPSI TESIS is wearing Nur | To Blogger by An at Student | Campus and Comments (RSS).