5.8.09

Studi Komparatif Etika Bisnis Islam dan Etika Bisnis Konvensional


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya manusia dalam kehidupan selalu menginginkan hidup yang sejahtera. Namun, bagaimanapun tetap ada perbedaan tentang bagaimana kesejahteraan itu diwujudkan. Sebagian besar manusia menganggap bahwa materi adalah salah satu alat yang utama dalam mencapai kesejahteraan. Paham ini kebanyakan dianut oleh kelompok sekuler. Paham sekuler menempatkan materi sebagai top leader dalam mencapai kesejahteraan. Dilain pihak, materi bukan merupakan prasyarat yang utama, walaupun materi itu sendiri berpengaruh banyak sedikit pada kesejahteraan. Banyak cara yang dilakukan manusia dalam mencari atau mendapatkan materi, mulai dari hibah, warisan, sampai dengan banting tulang peras keringat.

Islam senantiasa mengajarkan kepada umatnya agar berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satu jalan adalah dengan bekerja. Berbisnis merupakan salah satu cara bekerja dan merupakan pekerjaan yang baik menurut Islam, sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW ketika menjawab pertanyaan Rifa’ah bin Rafi’i tentang pekerjaan yang paling baik yakni “Seseorang bekerja dengan tangannya dan tiap-tiap jual beli (bisnis) yang bersih” . Saat ini dunia bisnis tumbuh dan berkembang pesat, hal ini terbukti dengan adanya berbagai macam jenis barang dan jasa yang ditawarkan ditengah-tengah masyarakat.

Dalam perekonomian moderen saat ini, bisnis memainkan peran yang penting bagi perubahan perekonomian dan pembangunan serta perkembangan industri selalu dimulai dari perkembangan bisnis. Sebab bisnis membawa signal yang memberi tanda tentang apa yang dikehendaki masyarakat. Cakupan bisnis secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu; produksi, konsumsi, maupun distribusi. Bisnis dapat dikatagorikan baik jika para pelaku bisnis menerapkan apa yang disebut dengan etika bisnis, sebab masalah ini sangatlah besar pengaruhnya terhadap masyarakat.

Banyak konsep yang ditawarkan oleh para pemikir dalam masalah etika bisnis mulai dari kelompok sekuler sampai pada kelompok religi. Kelompok sekuler dalam menilai etika didasarkan pada sistem ekonomi yang diciptakan misalnya sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Sistem ekonomi kapitalis (sistem foedal/menurut Adam Smith) atau beliau menyatakan dengan istilah invesible hand, merupakan suatu sistem yang berpandangan bahwa kepentingan (self interest) merupakan kekuatan pengendali yang akan berjalan menuju ke arah kemakmuran bangsa. Ekonomi menurut pandangan mereka adalah apa yang membahas tentang kebutuhan-kebutuhan manusia beserta alat-alat (goods) pemuasnya, dimana ia sesungguhnya hanya membahas masalah-masalah yang menyangkut aspek-aspek yang berkaitan dengan materi dari kehidupan mereka.

Sistem ekonomi kapitalis memandang kepada manusia sebagai poros yang ada, oleh sebab itu sistem ekonomi kapitalis sangat mementingkan kepentingan individu dari pada kepentingan orang banyak. Akibat didahulukannya kepentingan individu dari pada kepentingan umum adalah akan menimbulkan berbagai macam krisis, ratanya penganguran, tidak adanya keseimbangan yang mencolok antara pendapatan dan kekayaan dan juga berbagai macam monopoli.

Sosialisme sebagai sistem ekonomi yang tidak Islami, dengan adanya argumentasi yang memandang sistem itu sesungguhnya, terhadap semua sistem non Islami sebagian besar bersifat moral, yang dalam pandangan Islam sangat menentukan. Pertama, sosialisme dengan menjadikan usaha material manusia sebagai dasar struktur sosial, hendak menghapuskan konsep Islam mengenai ke-Esa-an. Kedua, pandangan sejarah sosialistik sangat berbeda dengan pandangan Islam. Irama kemajuan sosial, diwarnai rasa saling benci dan pertentangan sosial atau golongan. Ketiga, konsep Islam mengenai manusia bebas yang berlandaskan aksioma kehendak bebas dan pertanggungjawaban, tidak dapat terus hidup dibawah tekanan kolektifitasi yang memiliki sifat ekstrim, tak wajar dalam masyarakat sosialistis. Beberapa ciri sosialistis menyebabkan hilangnya kebebasan manusia. Sistem sosialis ini pada intinya mengabaikan kepentingan individu dan mementingkan kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan fitrah manusia.

Melihat dua teori ekonomi tersebut baik kapitalis maupun sosialis, etika bisnis yang dimunculkan akan sedikit banyak berpengaruh pada teori yang akan dibuatnya. Sehingga etika bisnis akan memiliki sifat seperti sumbernya yakni akan bersifat individual (kapitalis) atau tanpa menghargai kepentingan individu dan lebih cenderung kepada masyarakat (sosialis), disamping itu juga akan bersifat keagamaan (Islam).

Islam menawarkan sebuah landasan dalam berbisnis. Sekarang ini banyak terjadi kecurangan-kecurangan dalam berbisnis, misalnya eksploitasi, pemerasan, monopoli maupun penipuan. Jika kita melihat sistem yang dibahas diatas, rasanya kecurangan-kecurangan itu tak lepas dari kelemahan sistem yang ditawarkan dan moral-moral pembisnis masih banyak yang rusak. Islam tampil memberikan segala ketentuan yang mencoba mengembangkan antara agama, etika atau moral dan ekonomi atau bisnis. Beberapa nilai moral yang sejalan dengan dunia bisnis diangkat oleh Islam seperti toleransi, kesetiaan, kepercayaan, dan persamaan serta emosi religius, hal ini dimaksudkan agar dunia luar tahu bahwa Islam memiliki etika berbisnis yang lebih baik dari yang ada.

Selengkapnya...

3 komentar:

Anonim mengatakan...

mana downloadnya?kaga ad

Anonim mengatakan...

gak bisa di download, min... :(

Anonim mengatakan...

kok gg bisa di download yaa....

Posting Komentar

PERPUS. SKRIPSI TESIS is wearing Nur | To Blogger by An at Student | Campus and Comments (RSS).